MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
“Pemakaian
bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam penulisan Skripsi”
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh Dosen Pengampu Bapak Drs. H.
Akhmad Nurhadi, S.Pd.,M.Si.
Oleh
:
Di susun oleh:
KUSMIRI
YANTINI
714.1.1.2179
Fakultas
ilmu sosial dan ilmu politik
Universitas
wiraraja sumenep
2014
- 2015
BAB I
Pendahuluan
- Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa
persatuan bangsa indonesia yang digunakan untuk berkomunikasi dalam berbagai
aspek kehidupan. Namun dalam penerapan masih banyak orang yang jauh dari
berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari maupun
dalam penulisan skripsi.
Kita
sering mendengar ataupun melihat ungkapan berbahasa indonesia dengan baik dan
benar. Selain itu juga anjuran pakailah bahasa indonesia yang baik dan benar.
Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa secara resmi juga menghimbau agar kita
memakai bahasa indonesia dengan baik dan benar dalam penulisan skripsi sehingga
skripsi yang kita buat mempunyai nilai. Akan tetapi apakah kita telah
mengetahui atau memahami apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik
dan benar terutama dalam penulisan skripsi.
Oleh
karena itu makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana
pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam penulisan skripsi tersebut.
- Rumusan masalah
- Apakah pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi?
- Pengertian bahasa indonesia baku?
- Apa saja Ciri-ciri ragam bahasa baku?
- Apa saja Fungsi bahasa baku?
- Apa saja kesalahan umum pada penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi.
BAB
II
Pembahasan
- Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam penulisan skripsi
- Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam penulisan skripsi
Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa
Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang berkaitan satu
sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang
baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau
kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua
berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau
betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan
bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati
kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia
baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah
distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau
sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik
pelajaran bahasa pada khayalak.
Dengan
penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya,
tidak selalu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan, bahkan
kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang
tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin
berbahasa yang benar tetapi tidak baik penerapannya karena suasanya
mensyaratkan ragam bahasa yang lain.
Salah satu faktor kunci yang sering terlupakan dalam sebuah penyusunan
skripsi ialah bahasa yang digunakan dalam skripsi. Dalam hal ini, mayoritas
bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia –selain beberapa jurusan tertentu,
umumnya sastra, yang mensyaratkan penulisan skripsi dalam bahasa asing. Bahasa
yang digunakan dalam skripsi seringkali menjadi titik lemah yang dapat
menjatuhkan di dalam ujian sidang.
Untuk menyiasati faktor bahasa dalam skripsi, ada
baiknya anda mempelajari kaidah-kaidah penyusunan tulisan ilmiah yang baik dan
benar, selain juga mempelajari bahasa lisan yang santun yang memang juga
diperlukan dalam ujian sidang. Ingat! Tidak ada kata terlambat untuk
mempelajari hal ini.
Salah satu faktor yang dapat mempercepat penguasaan
bahasa yang baik adalah dengan membaca sebanyak-banyaknya karya-karya tulis
ilmiah milik orang lain. Sehingga
terbiasa dengan penulisan yang baik dan benar dalam penulisan skripsi. Selain
itu, sering-seringlah berlatih menulis dengan gaya bahasa tersebut.
Pada umumnya, bahasa dalam tulisan ilmiah memiliki
ciri sebagai berikut:
- Kalimat
relatif pendek –tidak terlalu panjang.
- Kalimat
majemuk hanya digunakan bila memang ada objek kalimat yang perlu diperjelas.
- Makna
kalimat lugas dan mudah dipahami.
Untuk menyiasati hal-hal tersebut, ada baiknya dalam
proses penulisan anda membaca kembali apa yang telah anda tulis berkali-kali.
Kemudian cocokkan dengan ciri tersebut di atas. Lihatlah apakah kalimat-kalimat
yang telah anda susun telah memenuhi ciri tersebut.
Para
penyusun skripsi seringkali berusaha memasukkan kalimat atau kata-kata yang
nampak ‘canggih’ agar terlihat bahwa tulisan mereka berbobot. Pada
kenyataannya, tulisan yang berbobot tidak ditentukan oleh banyaknya kata-kata
yang canggih di dalamnya, melainkan oleh tingkat keterbacaan dan pemahaman para
pembacanya. Inilah yang harus ditetapkan sebagai tolok ukur dalam penyusunan
skripsi. Jangan diabaikan karena bagaimanapun juga, skripsi ditulis untuk
dibaca oleh orang lain dan memberikan manfaat kepada semua pihak yang
membutuhkannya
B.
Bahasa Indonesia Baku
dipakai dalam penulisan skripsi
- Pengertian
Bahasa Indonesia terdiri atas
berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki kekhasan. Akan tetapi, dari
berbagai ragam itu masih dapat dikenali dan dimengerti sebagai bahasa Indonesia
karena masing-masing memiliki ciri umum yang sama, yang mengacu pada salah satu
ragam yang dianggap sebagai patokannya. Ragam yang dianggap sebagai patokan
inilah yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian ragam yang lain. Dengan
adanya tolok ini orang dapat mengetahui mana pemakaian bahasa yang benar dan
mana yang tidak benar. Ragam bahasa yang mengemban fungsi sebagai tolok semacam
itu disebut dengan bahasa baku atau bahasa standar. Dengan
demikian, bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia
yang berfungsi sebagai tolok bandingan bagi pemakaian ragam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang formal, yaitu bahasa
Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara
lebih rinci, ragam bahasa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa
sebagai berikut:
- Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-rapat dinas, surat-menyurat resmi,dan sebagainya.
- Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya ilmiah,dan sebagainya.
- Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di sekolah,dan sebagainya.
- Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.
C.
Ciri-ciri
Ragam bahasa Baku
Ragam bahasa baku atau standar memiliki
tiga ciri yaitu :
- Kemantapan dinamis
Bahwa bahasa baku haruslah memiliki
kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiao
saat,jadi kaidah-kaidah haruslah konsisten.
- Kecendekiaan
Bahwa perwujudannya dalam kalimat, paragraph,
dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran
yang teratur, logis, dan masuk akal.
- Keseragaman
Bahwa bahasa baku mempraanggapkan,
adanya keseragaman kaidah.Akan tetapi, perlu diingat bahwa yang terjadi adalah
penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman
ragam/variasi bahasa.
D.
Fungsi
Bahasa Baku
Selain memiliki ciri-ciri, bahasa
baku atau standar memiliki berbagai fungsi. Fungsi yang dimaksud ada empat
yaitu:
- Fungsi pemersatu,
- Fungsi pemberian kekhasan,
- Fungsi pembawa kewibawaan, dan
- Fungsi sebagai kerangka acuan.
E. Kesalahan
Umum Penggunaan Bahasa Indonesia dalam penulisan skripsi.
Pembentukan kata, kelompok kata,
dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti kaidah tata bahasa dari bahasa yang bersangkutan.
Jadi, bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata
bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat baku dilakukan
secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara baik
oleh pembaca atau mantra bicara.
Karangan
ilmiah seperti skripsi seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan
benar. Baik memungkinkan tulisan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar
artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kesalahan
kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk
membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari
sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum
yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan
kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan-kesalahan itu
menurut Widjono dapat dirinci sebagai berikut:
- Kesalahan struktur
- Kalimat aktif tanpa subjek.
Contoh:
- Menurut ahli hokum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berakhir jika hukum ditegakkan. (salah)
- Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berahkhir jika hokum ditegakkan. (benar)
- Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
- Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (salah)
- Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (benar)
- Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
Contoh:
- Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah)
- Dokter bekerja di rumah sakit. (benar)
- Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.
Contoh:
- Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan. (salah)
- Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar)
- Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.
Contoh:
- Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah)
- Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. (benar)
- Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.
Contoh:
- Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
- Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar)
- Salah urutan.
Contoh:
- Majalah itu saya baca. (salah)
- Saya sudah membaca majalah itu. (benar)
- Kesalahan diksi
ü Diksi
kalimat salah jika :
- Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar- supaya,adalah -merupakam, bagi- untuk, demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan lain-lain.Contoh:
·
Ia selalu minum obat agar
supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (salah)
·
Ia selalu minum obat supaya
penyakit yang sedang diderita sembuh. (benar)
- Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.Contoh:
·
Desa di mana
kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (salah)
·
Desa tempat kami
dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (benar)
- Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya – tetapi seharusnya tidak … tetapi atau tidak hanya – tetapi juga, bukan hanya – tetapi juga seharusnya bukan hanya – melaikan juga.Contoh:
·
Ia tidak hanya
cantik melainkan juga sopan santun. (salah)
·
Ia tidak hanya
cantik tetapi juga sopan santun. (benar)
- Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang tidak sesuai. Misalnya:
Benar
|
Salah
|
Bergantung kepada/pada
|
Tergantung dari
Tergantung dari pada
Bergantung dari
|
Berbeda dengan
|
Berbeda dari/ daripada
|
Disebabkan oleh
|
Disebabkan karena
|
Hormat akan/kepada/terhadap
|
Hormat atas/sama
|
Berdasar pada/kepada
|
Berdasarkan atas/pada kepada (berdasarkan)
|
Terdiri atas (dari)
|
terdiri
|
Sesuai dengan
|
sesuai
|
Contoh:
- Model pakaian itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah)
- Model pakaian itu sesuai dengan minat orang tersebuat. (benar)
- Penempatan numeralia distrubituf
Kata
setiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia
distributif. Kata setiap atau tiap-tiap memiliki arti yang sangat
mirip dengan kata masing-masing. Perbedaannya adalah kata masing-masing
berdiri sendiri tanpa nomina, sedangkan kata setiap dan tiap-tiap
tidak bisa berdiri sendiri tanpa nomina.
Contoh:
- Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (salah)
- Setiap mahasiswa dianjurkanmemiliki buku ajar. (benar)
ü Diksi
atau kalimat kurang baik (kurang santun)
a.
Menonjolkan akunya
dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.
b.
Pilihan kata yang
mengekspresikan data secara subjektif, misalnya: menurut pendapat saya…
sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa… penelitian membuktikan bahwa…,
pengalaman membuktikan bahwa…
c.
Menggunakan kata yang
tidak jelas maknanya.
d.
Diksi tidak sesuai
dengan situasi yang dihadapi.
e.
Penolakan dan pembuktian
tanpa makna yang pasti (eksak).
ü Kesalahan
ejaan
Kesalahan ejaan berpengaruh
terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat melainkan
juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ejaan
perlu diperhatikan dalam keseluruhan penulisan (lebih lanjut lihat Buku Ejaan
Yang Disempurnakan).
Jenis kesalahan
ejaan:
- Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,
- Pemenggalan kata,
- Penulisan kata baku,
- Penulisan unsure serapan
- Penulisan kata asing tidak dicetak miring,
- Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu(‘…’), tanda penyngkatan (‘…), dan lain-lain
- Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan langsung, kutipan tidak langsung,
- Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi
- Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar, majalah, jurnal,
- Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,
- Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.
BAB
III
Penutup
Kesimpulan
Dalam
urainan diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam penulisan skripsi adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaan nya
sesuai dengan kaidah tata bahasa.Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia
baku atau yang dianggap baku.
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara
Indonesia dianjurkan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi seperti dalam penulisan
skripsi maupun kehidupan sehari-hari.Namun masih minim nya pengetahuan tentang
bagaiman bahasa Indonesia yang baik dan benar,sehingga masih banyak yang tidak
menggunakan bahasa yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah yang berlaku
dalam bahasa indonesia
Saran
Alhasil penyusunan Makalah ini sudah
selesai , saya sebagai penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan kesempurnaan pembuatan
makalah – makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fakri Muhammad Gaffar, dkk. 2005. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar