Entertainment

Makalah Bahasa Indonesia

Written By Edy Abujamil on Minggu, 16 November 2014 | 06.51.00




MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“Pemakaian bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam penulisan Skripsi”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh Dosen Pengampu Bapak Drs. H. Akhmad Nurhadi, S.Pd.,M.Si.


 




Oleh :

                                    
                                                   Di susun oleh:
                                 KUSMIRI YANTINI
                                        714.1.1.2179


Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
Universitas wiraraja sumenep
2014 - 2015
 


BAB I
Pendahuluan
  1. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa indonesia yang digunakan untuk berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Namun dalam penerapan masih banyak orang yang jauh dari berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam penulisan skripsi.
Kita sering mendengar ataupun melihat ungkapan berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Selain itu juga anjuran pakailah bahasa indonesia yang baik dan benar. Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa secara resmi juga menghimbau agar kita memakai bahasa indonesia dengan baik dan benar dalam penulisan skripsi sehingga skripsi yang kita buat mempunyai nilai. Akan tetapi apakah kita telah mengetahui atau memahami apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar terutama dalam penulisan skripsi.
Oleh karena itu makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penulisan skripsi tersebut.
  1. Rumusan masalah
  1. Apakah pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi?
  2. Pengertian bahasa indonesia baku?
  3. Apa saja Ciri-ciri ragam bahasa baku?
  4. Apa saja Fungsi bahasa baku?
  5. Apa saja kesalahan umum pada penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi.

BAB II
Pembahasan

  1. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam penulisan skripsi
  1. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam penulisan skripsi
Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.
Dengan penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya, tidak selalu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan, bahkan kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik penerapannya karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain.
Salah satu faktor kunci yang sering terlupakan dalam sebuah penyusunan skripsi ialah bahasa yang digunakan dalam skripsi. Dalam hal ini, mayoritas bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia –selain beberapa jurusan tertentu, umumnya sastra, yang mensyaratkan penulisan skripsi dalam bahasa asing. Bahasa yang digunakan dalam skripsi seringkali menjadi titik lemah yang dapat menjatuhkan di dalam ujian sidang.
Untuk menyiasati faktor bahasa dalam skripsi, ada baiknya anda mempelajari kaidah-kaidah penyusunan tulisan ilmiah yang baik dan benar, selain juga mempelajari bahasa lisan yang santun yang memang juga diperlukan dalam ujian sidang. Ingat! Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari hal ini.
Salah satu faktor yang dapat mempercepat penguasaan bahasa yang baik adalah dengan membaca sebanyak-banyaknya karya-karya tulis ilmiah milik orang lain. Sehingga  terbiasa dengan penulisan yang baik dan benar dalam penulisan skripsi. Selain itu, sering-seringlah berlatih menulis dengan gaya bahasa tersebut.
Pada umumnya, bahasa dalam tulisan ilmiah memiliki ciri sebagai berikut:
- Kalimat relatif pendek –tidak terlalu panjang.
- Kalimat majemuk hanya digunakan bila memang ada objek kalimat yang perlu diperjelas.
- Makna kalimat lugas dan mudah dipahami.
Untuk menyiasati hal-hal tersebut, ada baiknya dalam proses penulisan anda membaca kembali apa yang telah anda tulis berkali-kali. Kemudian cocokkan dengan ciri tersebut di atas. Lihatlah apakah kalimat-kalimat yang telah anda susun telah memenuhi ciri tersebut.
Para penyusun skripsi seringkali berusaha memasukkan kalimat atau kata-kata yang nampak ‘canggih’ agar terlihat bahwa tulisan mereka berbobot. Pada kenyataannya, tulisan yang berbobot tidak ditentukan oleh banyaknya kata-kata yang canggih di dalamnya, melainkan oleh tingkat keterbacaan dan pemahaman para pembacanya. Inilah yang harus ditetapkan sebagai tolok ukur dalam penyusunan skripsi. Jangan diabaikan karena bagaimanapun juga, skripsi ditulis untuk dibaca oleh orang lain dan memberikan manfaat kepada semua pihak yang membutuhkannya
B.     Bahasa Indonesia Baku dipakai dalam penulisan skripsi
  1. Pengertian
Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki kekhasan. Akan tetapi, dari berbagai ragam itu masih dapat dikenali dan dimengerti sebagai bahasa Indonesia karena masing-masing memiliki ciri umum yang sama, yang mengacu pada salah satu ragam yang dianggap sebagai patokannya. Ragam yang dianggap sebagai patokan inilah yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian ragam yang lain. Dengan adanya tolok ini orang dapat mengetahui mana pemakaian bahasa yang benar dan mana yang tidak benar. Ragam bahasa yang mengemban fungsi sebagai tolok semacam itu disebut dengan bahasa baku atau bahasa standar. Dengan demikian, bahasa Indonesia baku merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai tolok bandingan bagi pemakaian ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara lebih rinci, ragam bahasa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa sebagai berikut:
  1. Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-rapat dinas, surat-menyurat resmi,dan sebagainya.
  2. Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya ilmiah,dan sebagainya.
  3. Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di sekolah,dan sebagainya.
  4. Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.

C.    Ciri-ciri Ragam bahasa Baku
Ragam bahasa baku atau standar memiliki tiga ciri yaitu :
  1. Kemantapan dinamis
Bahwa bahasa baku haruslah memiliki kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiao saat,jadi kaidah-kaidah haruslah konsisten.
  1. Kecendekiaan
Bahwa perwujudannya dalam kalimat, paragraph, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
  1. Keseragaman
Bahwa bahasa baku mempraanggapkan, adanya keseragaman kaidah.Akan tetapi, perlu diingat bahwa yang terjadi adalah penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman ragam/variasi bahasa.
D.    Fungsi Bahasa Baku
Selain memiliki ciri-ciri, bahasa baku atau standar memiliki berbagai fungsi. Fungsi yang dimaksud ada empat yaitu:
  1. Fungsi pemersatu,
  2. Fungsi pemberian kekhasan,
  3. Fungsi pembawa kewibawaan, dan
  4. Fungsi sebagai kerangka acuan.



E.     Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia dalam penulisan skripsi.
Pembentukan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti kaidah tata bahasa dari bahasa yang bersangkutan. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat baku dilakukan secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca atau mantra bicara.

Karangan ilmiah seperti skripsi seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan tulisan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono dapat dirinci sebagai berikut:
  1. Kesalahan struktur
  1. Kalimat aktif tanpa subjek.
Contoh:
  • Menurut ahli hokum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berakhir jika hukum ditegakkan. (salah)
  • Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera berahkhir jika hokum ditegakkan. (benar)
  1. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
  • Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (salah)
  • Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia. (benar)
  1. Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang di depan predikat, dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
Contoh:
  • Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah)
  • Dokter bekerja di rumah sakit. (benar)
  1. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.

Contoh:
  • Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan. (salah)
  • Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar)
  1. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.
Contoh:
  • Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah)
  • Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. (benar)
  1. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.
Contoh:
  • Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
  • Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar)
  1. Salah urutan.
Contoh:
  • Majalah itu saya baca. (salah)
  • Saya sudah membaca majalah itu. (benar)

  1. Kesalahan diksi
ü  Diksi kalimat salah jika :
  1. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar- supaya,adalah -merupakam, bagi- untuk, demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan lain-lain.Contoh:
·         Ia selalu minum obat agar supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (salah)
·         Ia selalu minum obat supaya penyakit yang sedang diderita sembuh. (benar)
  1. Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.Contoh:
·         Desa di mana kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (salah)
·         Desa tempat kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah menjadi kota. (benar)
  1. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanyatetapi seharusnya tidak tetapi atau tidak hanyatetapi juga, bukan hanyatetapi juga seharusnya bukan hanyamelaikan juga.Contoh:
·         Ia tidak hanya cantik melainkan juga sopan santun. (salah)
·         Ia tidak hanya cantik tetapi juga sopan santun. (benar)
  1. Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang tidak sesuai. Misalnya:
Benar
Salah
Bergantung kepada/pada
Tergantung dari
Tergantung dari pada
Bergantung dari
Berbeda dengan
Berbeda dari/ daripada
Disebabkan oleh
Disebabkan karena
Hormat akan/kepada/terhadap
Hormat atas/sama
Berdasar pada/kepada
Berdasarkan atas/pada kepada (berdasarkan)
Terdiri atas (dari)
terdiri
Sesuai dengan
sesuai

Contoh:
  • Model pakaian itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah)
  • Model pakaian itu sesuai dengan minat orang tersebuat. (benar)
  1. Penempatan numeralia distrubituf
Kata setiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif. Kata setiap atau tiap-tiap memiliki arti yang sangat mirip dengan kata masing-masing. Perbedaannya adalah kata masing-masing berdiri sendiri tanpa nomina, sedangkan kata setiap dan tiap-tiap tidak bisa berdiri sendiri tanpa nomina.
 Contoh:
  • Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (salah)
  • Setiap mahasiswa dianjurkanmemiliki buku ajar. (benar)

ü  Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun)
a.       Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.
b.      Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya: menurut pendapat saya… sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa… penelitian membuktikan bahwa…, pengalaman membuktikan bahwa
c.       Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.
d.      Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.
e.       Penolakan dan pembuktian tanpa makna yang pasti (eksak).

ü  Kesalahan ejaan
Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ejaan perlu diperhatikan dalam keseluruhan penulisan (lebih lanjut lihat Buku Ejaan Yang Disempurnakan).
Jenis kesalahan ejaan:
  1. Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,
  2. Pemenggalan kata,
  3. Penulisan kata baku,
  4. Penulisan unsure serapan
  5. Penulisan kata asing tidak dicetak miring,
  6. Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda petik satu(‘…’), tanda penyngkatan (‘…), dan lain-lain
  7. Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan langsung, kutipan tidak langsung,
  8. Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi
  9. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar, majalah, jurnal,
  10. Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,
  11. Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.









BAB III
Penutup

Kesimpulan
Dalam urainan diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan skripsi adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaan nya sesuai dengan kaidah tata bahasa.Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku.
 Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan  bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi seperti dalam penulisan skripsi maupun kehidupan sehari-hari.Namun masih minim nya pengetahuan tentang bagaiman bahasa Indonesia yang baik dan benar,sehingga masih banyak yang tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa indonesia

Saran
Alhasil penyusunan Makalah ini sudah selesai , saya sebagai penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan kesempurnaan pembuatan makalah – makalah selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA
Fakri Muhammad Gaffar, dkk. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.







Blog, Updated at: 06.51.00

0 komentar:

Posting Komentar

Test Footer