Entertainment

Makalah Struktur Ekonomi

Written By Edy Abujamil on Minggu, 16 November 2014 | 06.49.00



Kata Pengantar

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat ilahi rabbi, yang mana karena berkat-Nyalah kita dapat merasakan indahnya dunia dan bisa menikmatinya sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Shalawat serta salam juga tak dapat kita lupa kepada sang junjungan kita umat islam yaitu Nabi besar Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam yang penuh kekelaman menuju alam yang begitu menentramkan yaitu dengan adanya agama islam.
Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia oleh dosen pembimbing Ibu Suryani Dwi Kuswardini. Fakultas imu sosial dan ilmu politik di Universitas Wiraraja Sumenep.
Tapi penulis masih merasa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.





                                                            Sumenep, 06 Nopember 2014
                                                                       
                                                                                           penulis


DAFTAR ISI
Halaman  judul........................................................................
Kata pengantar........................................................................
Daftar isi.................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A.   Latar belakang.............................................................
B.   Rumusan masalah........................................................
C.   Tujuan..........................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A.   struktur ekonomi Indonesia..........................................
B.   struktur ekonomi tinjauan makro sektoral....................
C.   struktur Agraris.............................................................
D.   struktur Industri.............................................................
E.    struktur Niaga................................................................
BAB III : PENUTUP
A.   kesimpulan ...................................................................
B.   Saran..............................................................................









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. sektor ekonomi  menjadi sumber mata pencaharian sebagian terbesar penduduk yang ada di Negera Indonesia serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar.
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
Struktur ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini seseungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Kita sedang beralih struktur yang agraris ke industrial  dari struktur yang etatis ke borjulis, dari sturktur yang kedesaan/tradisional ke kotaan/modern, sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai desentralis.
Maka dari itu, sistem ekonomi indonesia sangat dibutuhkan oleh negara dan bangsa Indonesia sendiri. jadi Sistem pendidikan di Indonesia mesti dirombak agar mampu menumbuh-kembangkan budaya inovasi. Bukan hanya budaya menghafal seperti sekarang.


B.   Rumusan Masalah
a)      Apa struktur ekonomi ?
b)      Apa struktur ekonomi yang ditinjau dari makro sektoral?

C.   Tujuan
a)      Untuk mengetahui struktur ekonomi.
b)      Untuk mengetahui struktur ekonomi yang ditinjau dari makro sektoral



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Struktur Ekonomi Indonesia
 Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Yang dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk serta menjadi penyerap terbesar tenaga kerja.
 Sektor ekonomi yang dominan, dapat berarti sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam negeri terhadap produk nasional dengan laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Yaitu dikenal dengan 2 macam struktur ekonomi di Indonesia, yaitu :
1.      Struktur Agraris
 Ialah struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian. Pada umumnya berada pada negara-negara berkembang ( developing countries ) termasuk Indonesia juga disebut Negara agraris & Negara-negara yang belum termasuk negara berkembang ( under developed countries ) yang pertaniannya masih sangat tradisional yaitu dikategorikan dengan negara agraris tradisional.
2.      Struktur Industri
Struktur ekonomi didominasi oleh sektor industri. Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Dalam hal ini, struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan 4 macam sudut tinjauan, yaitu :

a.       Tinjauan Makro
 Tinjauan sektoral ialah suatu perekonomian yang dapat dikatakan berstruktur agraris, industrial, ataupun niaga tergantung pada sektor produksi apa / mana yang menjadi tulang punggung perekonomian  tersebut.
b.      Tinjauan Keruangan
Yaitu suatu perekonomian yang dinyatakan berstruktur kedesaan / tradisional atau berstruktur kekotaan / modern, tergantung pada teknologi tradisional atau modern yang mewarnai kehidupan perekonomian tersebut.
c.       Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan
 Ialah perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis. Predikat struktur ini tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian yang bersangkutan, apakah Pemerintah / Negara, atau rakyat kebanyakan, atau kalangan pemodal & usahawan ( kapitalis ).
d.      Tinjauan Birokrasi
Ialah dalam pengambilan Keputusan Membedakan struktur ekonomi yang sentralistis dan desentralistis.
Dimana Tinjauan makro sektoral dan tinjauan keruangan adalah Tinjauan Ekonomi Murni, sedangkan Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan dan Birokrasi adalah Tinjauan Politik.
Sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk Indonesia masih pada sektor pertanian ( agraris ), tetapi penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor manufacturing ( industrial ). Semua itu berarti bahwa secara makro–sektoral, ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur agraris ke struktur industrial. Tinjauan Lain Ditilik dari kacamata spasial, perekonomian telah bergeser dari struktur kedesaan / tradisional menjadi struktur kekotaan / modern. Kemajuan perekonomian di kota – kota jauh lebih pesat daripada di desa – desa. Hal ini bukan semata – mata dikarenakan oleh adanya urbanisasi, tetapi juga karena mulai mekarnya dan berkembangnya kota – kota.
      Berikut ini data tentang PDB Indonesia menurut persentase Kontribusi sektoral, pada tahun 1969-2009.

Sektor ekonomi
1969
1979
1989
2005
2006
2007
2008
2009
Pertanian
49,3
28,1
23,4
13,1
13,0
13,7
14,5
15,3
Pertambangan
4,7
21,8
13,1
11,1
11,0
11,2
10,9
10,5
Industry pengolahan
9,2
10,3
18,4
27,4
27,5
27,1
27,9
26,4
Listrik, gas, air minum
0,5
0,5
0,6
1,0
0,9
0,9
0,8
0,8
Bangunan
2,8
5,6
5,3
7,0
7,5
7,7
8,5
9,9
Transportasi dan komunikasi
2,8
4,4
5,5
15,6
15,0
14,9
14,0
13,4
Perdagangan
30,7
28,4
17,0
6,5
6,9
6,7
6,3
6,3
Keuangan dan perbankan


6,4
8,3
8,1
7,7
7,4
7,2
Jasa


10,2
10,3
10,0
10,1
9,7
10,2
PDB
100
100
100
100
100
100
100
100

  Sesungguhnya struktur ekonomi Indonesia secara makro-sektoral masih dualistis, artinya struktur  ekonomi Indonesia bisa dibilang industri jika dilihat dari besarnya produksi nasional yang disumbangkan sektor industry, namun juga bisa dibilang agraris, karena dari segi penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian masih merupakan sektor utama sumber kehidupan rakyat.

B.Struktur Ekonomi Tinjauan Makro Sektoral
Ditinjau secara makro-sektoral struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis. Sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masih sektor pertanian. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut masih agraris. Akan tetapi penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut sudah industrial. Semua itu berarti bahwa secara makro-sektoral ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur agraris ke struktur yang industrial.
Tinjauan Makro Sektoral Dilihat dari perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini sudah berstruktur industrial. Sumbangan sektor pertanian dalam pembentukan PDB yang pada tahun 1969 masih 46,9 % menjadi hanya tinggal 17,6 % pada tahun 1993.
Di lain pihak, sektor industri pengolahan ( manufacturing ) meningkat dari 8,3 % menjadi 21,1 % untuk kurun waktu yang sama. Sampai dengan tahun 1992, sebagian rakyat Indonesia ( 53,69 % dari penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja ) masih menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sementara sektor Industri pengolahan hanya menyerap 10,51 % tenaga kerja.
Jadi, ditinjau secara makro – sektoral, struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis (sesuai dengan tesis Boeke, ekonomi Belanda yang pernah menyatakan bahwa perekonomian Indonesia berstruktur dualistis). 
Dilihat secara makro-sektoral atau berdasarkan kontribusi sector-sektor produksi dalam membentuk produk domestic bruto, perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini berubah berstruktur industrial. Artinya Negara Indonesia sebelum tahun 1990 masih memiliki produksi dari sector pertanian sangat tinggi, atau bisa dibilang sebagai penyumbang terbesar produksi nasional, namun kini produksi pertanian kini semakin mengalami penurunan, sedangkan dari sector industry begitu meningkat produksinya. Sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan produksi, sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan.
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral ini senada dengan pergeserannya secara spasial, perekonomian telah bergeser dari semula berstruktur kedesaan/tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan/modern. Kemajuan perekonomian di  kota-kota jauh lebih pesat daripada di desa-desa. Porsi penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan menjadi lebih sedikit bukan semata-mata karena urbanisasi, tetapi juga karena mekar dan berkembangnya kota-kota. Kehidupan sehari-hari yang semakin modern tercermin tidak saja dari perilaku konsumsi masyarakat, tapi juga dari teknologi produksi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan.
C.   Strategi Industrialisasi
Dengan fondasi dan struktur ekonomi semacam itu, maka Indonesia bisa saja terjebak sebagai negara berpendapatan menengah, alias tidak bisa menjadi negara maju dan makmur. Dan Untuk keluar dari jebakan tersebut, marilah mulai sekarang kita harus membangun perekonomian negara ini berbasis industri yang inovatif, inklusif, dan ramah lingkungan. Suatu sistem perkonomian yang mampu menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun ekspor secara berkelanjutan.
Ciri dari barang dan jasa yang kompetitif adalah kualitasnya unggul, harganya relatif murah, dan volume produksinya teratur serta dapat memenuhi kebutuhan konsumen (pasar) domestik maupun ekspor setiap saat diperlukan. Barang dan jasa dengan tiga ciri semacam itu hanya dapat diproduksi oleh perusahaan (unit usaha) yang memiliki produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Yakni perusahaan yang memenuhi skala ekonomi, menggunakan teknologi mutakhir dalam setiap mata rantai sistem bisnisnya, menerapkan manajemen sistem rantai suplai (produksi – processing – pemasaran) secara terpadu, dan mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
1.    Dalam jangka pendek dan menengah (1 sampai 5 tahun ke depan), kita mesti memperkuat dan mengembangkan perusahaan-perusahaan nasional berskala besar (korporasi) maupun UMKM yang mampu: menghasilkan barang dan jasa yang kompetitif.
2.    membuahkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (di atas 8% per tahun).
3.     menyerap banyak tenaga kerja dengan pendapatan rata-rata sedikitnya 7.250 dolar AS (pendapatan minimal untuk negara berpendapatan menengah atas)
4.    tersebar secara proporsional di seluruh wilayah NKRI.
            Ini sangat mungkin kita realisasikan dengan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan nilai tambah sektor-sektor ekonomi SDA (pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, ESDM, dan pariwisata) secara berkeadilan dan ramah lingkungan.Melakukan ekstensifikasi dan diversifikasi sektor ekonomi SDA berbasis inovasi ramah lingkungan, terutama di luar Jawa dan Bali.Selain itu, kita harus merevitalisasi industri-industri yang selama ini menjadi unggulan nasional (seperti tekstil, elektronik, otomotif, makanan dan minuman, dan industri kreatif) supaya lebih produktif dan berdaya saing di pasar domestik maupun global.
Mulai sekarang sampai 25 tahun ke depan (jangka panjang), kita harus secara sistematis dan berkesinambungan melakukan transformasi struktur ekonomi nasional. Ini meliputi industrialisasi sektor pertanian, kehutanan dan kelautan-perikanan tradisional dengan menerapkan teknologi mutakhir, skala ekonomi, manajemen sistem rantai suplai terpadu, dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan. Melakukan hilirisasi sektor ESDM dan pengelolaannya harus sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945.Jangan seperti sekarang, lebih dari 85 persen pengelolaan migas dan pertambangan umum (mineral dan batubara) diserahkan kepada korporasi asing.
Industri dasar (logam, permesinan, kimia, dan biologi) harus diperkuat dan dikembangkan. Dalam hal industrialisasi, kita bisa belajar dari Korea Selatan. Negara yang di tahun 1960-an, kemajuan dan kemakmuran nya di bawah Indonesia, sejak 1997 sudah menjadi negara industri maju yang makmur. Negeri ginseng ini juga yang paling cepat bangkit dari krisis ekonomi Asia 1998. Sekarang Korsel menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia di bidang teknologi informasi, elektronik, otomotif, perkapalan, konstruksi, farmasi, kosmetik, dan industri kreatif. Kuncinya satu, Korea memiliki industri dasar yang kuat dan berdaya saing.


Selain itu, transformasi struktur ekonomi juga mencakup peningkatan kapasitas bangsa untuk:
1.      menverisifikasikan struktur produksi domestik.
2.      mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru (seperti kelautan, teknologi informasi, energi baru dan terbarukan, bioteknologi, nanoteknologi, dan new materials).
3.      memperkokoh keterkaitan ekonomi (economic linkages) antar sektor pembangunan dan antar wilayah.
4.      meningkatkan peran Indonesia dalam sistem rantai produksi global agar lebih sebagai bangsa produsen, bukan konsumen seperti yang dalam sepuluh tahun terakhir.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
Struktur ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini seseungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Kita sedang beralih struktur yang agraris ke industrial  dari struktur yang etatis ke borjulis, dari sturktur yang kedesaan/tradisional ke kotaan/modern.
Sedangkan ditinjau secara makro-sektoral, struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis.
Namun juga dilihat secara makro-sektoral atau berdasarkan kontribusi sector-sektor produksi dalam membentuk produk domestic bruto, perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini berubah berstruktur industrial. Artinya Negara Indonesia sebelum tahun 1990 masih memiliki sector pertanian sangat tinggi sebagai penyumbang terbesar produksi nasional. Namun produksi pertanian kini semakin mengalami penurunan, sedangkan dari sector industri begitu meningkat produksinya. Sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan produksi, sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan.

B. Saran
            Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca.

Blog, Updated at: 06.49.00

0 komentar:

Posting Komentar

Test Footer