Kata
Pengantar
Marilah kita panjatkan puji syukur
kehadirat ilahi rabbi, yang mana karena berkat-Nyalah kita dapat merasakan
indahnya dunia dan bisa menikmatinya sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Shalawat serta salam juga tak dapat kita
lupa kepada sang junjungan kita umat islam yaitu Nabi besar Muhammad S.A.W.
yang telah membawa kita dari alam yang penuh kekelaman menuju alam yang begitu
menentramkan yaitu dengan adanya agama islam.
Penulis membuat makalah ini untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia oleh dosen pembimbing
Ibu Suryani Dwi Kuswardini. Fakultas imu sosial dan ilmu politik di Universitas
Wiraraja Sumenep.
Tapi penulis masih merasa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.
Sumenep,
06 Nopember 2014
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
judul........................................................................
Kata pengantar........................................................................
Daftar isi.................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.............................................................
B. Rumusan
masalah........................................................
C. Tujuan..........................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. struktur
ekonomi Indonesia..........................................
B. struktur
ekonomi tinjauan makro sektoral....................
C. struktur
Agraris.............................................................
D. struktur
Industri.............................................................
E. struktur
Niaga................................................................
BAB III : PENUTUP
A. kesimpulan
...................................................................
B. Saran..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi
atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang
dominan atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur
tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. sektor ekonomi menjadi sumber mata pencaharian sebagian
terbesar penduduk yang ada di Negera Indonesia serta menjadi penyerap tenaga
kerja yang terbesar.
Struktur
ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor
ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan
mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas
dari suatu perekonomian.
Struktur ekonomi yang tengah kita
hadapi saat ini seseungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Kita
sedang beralih struktur yang agraris ke industrial dari struktur yang
etatis ke borjulis, dari sturktur yang kedesaan/tradisional ke kotaan/modern,
sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai desentralis.
Maka dari itu, sistem ekonomi
indonesia sangat dibutuhkan oleh negara dan bangsa Indonesia sendiri. jadi
Sistem pendidikan di Indonesia mesti dirombak agar mampu menumbuh-kembangkan
budaya inovasi. Bukan hanya budaya menghafal seperti sekarang.
B. Rumusan
Masalah
a) Apa struktur ekonomi ?
b) Apa struktur ekonomi yang ditinjau
dari makro sektoral?
C. Tujuan
a) Untuk mengetahui struktur ekonomi.
b) Untuk mengetahui struktur ekonomi
yang ditinjau dari makro sektoral
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur
Ekonomi Indonesia
Struktur ekonomi
dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi
dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan mempunyai
kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu
perekonomian. Yang dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang
diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar
penduduk serta menjadi penyerap terbesar tenaga kerja.
Sektor ekonomi yang
dominan, dapat berarti sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam negeri terhadap
produk nasional dengan laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas dari
suatu perekonomian. Yaitu dikenal dengan 2 macam struktur ekonomi di Indonesia,
yaitu :
1. Struktur Agraris
Ialah struktur ekonomi yang didominasi oleh
sektor pertanian. Pada umumnya berada pada negara-negara berkembang (
developing countries ) termasuk Indonesia juga disebut Negara agraris &
Negara-negara yang belum termasuk negara berkembang ( under developed countries
) yang pertaniannya masih sangat tradisional yaitu dikategorikan dengan negara
agraris tradisional.
2. Struktur Industri
Struktur ekonomi didominasi oleh
sektor industri. Struktur ekonomi sebuah Negara dapat dilihat dari berbagai
sudut tinjauan. Dalam hal ini, struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya
berdasarkan 4 macam sudut tinjauan, yaitu :
a. Tinjauan Makro
Tinjauan sektoral ialah suatu perekonomian
yang dapat dikatakan berstruktur agraris, industrial, ataupun niaga tergantung
pada sektor produksi apa / mana yang menjadi tulang punggung perekonomian tersebut.
b. Tinjauan Keruangan
Yaitu suatu perekonomian yang
dinyatakan berstruktur kedesaan / tradisional atau berstruktur kekotaan /
modern, tergantung pada teknologi tradisional atau modern yang mewarnai kehidupan
perekonomian tersebut.
c. Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan
Ialah perekonomian yang berstruktur etatis,
egaliter, atau borjuis. Predikat struktur ini tergantung pada siapa atau
kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian yang bersangkutan,
apakah Pemerintah / Negara, atau rakyat kebanyakan, atau kalangan pemodal &
usahawan ( kapitalis ).
d. Tinjauan Birokrasi
Ialah dalam pengambilan Keputusan Membedakan struktur
ekonomi yang sentralistis dan desentralistis.
Dimana Tinjauan makro sektoral dan tinjauan keruangan adalah
Tinjauan Ekonomi Murni, sedangkan Tinjauan Penyelenggaraan Kenegaraan dan Birokrasi
adalah Tinjauan Politik.
Sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk
Indonesia masih pada sektor pertanian ( agraris ), tetapi penyumbang utama
pendapatan nasional adalah sektor manufacturing ( industrial ). Semua itu
berarti bahwa secara makro–sektoral, ekonomi Indonesia baru bergeser dari
struktur agraris ke struktur industrial. Tinjauan Lain Ditilik dari kacamata
spasial, perekonomian telah bergeser dari struktur kedesaan / tradisional
menjadi struktur kekotaan / modern. Kemajuan perekonomian di kota – kota jauh
lebih pesat daripada di desa – desa. Hal ini bukan semata – mata dikarenakan
oleh adanya urbanisasi, tetapi juga karena mulai mekarnya dan berkembangnya
kota – kota.
Berikut ini data tentang PDB Indonesia
menurut persentase Kontribusi sektoral, pada tahun 1969-2009.
Sektor
ekonomi
|
1969
|
1979
|
1989
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
Pertanian
|
49,3
|
28,1
|
23,4
|
13,1
|
13,0
|
13,7
|
14,5
|
15,3
|
Pertambangan
|
4,7
|
21,8
|
13,1
|
11,1
|
11,0
|
11,2
|
10,9
|
10,5
|
Industry
pengolahan
|
9,2
|
10,3
|
18,4
|
27,4
|
27,5
|
27,1
|
27,9
|
26,4
|
Listrik,
gas, air minum
|
0,5
|
0,5
|
0,6
|
1,0
|
0,9
|
0,9
|
0,8
|
0,8
|
Bangunan
|
2,8
|
5,6
|
5,3
|
7,0
|
7,5
|
7,7
|
8,5
|
9,9
|
Transportasi
dan komunikasi
|
2,8
|
4,4
|
5,5
|
15,6
|
15,0
|
14,9
|
14,0
|
13,4
|
Perdagangan
|
30,7
|
28,4
|
17,0
|
6,5
|
6,9
|
6,7
|
6,3
|
6,3
|
Keuangan
dan perbankan
|
6,4
|
8,3
|
8,1
|
7,7
|
7,4
|
7,2
|
||
Jasa
|
10,2
|
10,3
|
10,0
|
10,1
|
9,7
|
10,2
|
||
PDB
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
Sesungguhnya struktur ekonomi Indonesia secara makro-sektoral masih dualistis,
artinya struktur ekonomi Indonesia bisa dibilang industri jika dilihat
dari besarnya produksi nasional yang disumbangkan sektor industry, namun juga
bisa dibilang agraris, karena dari segi penyerapan tenaga kerja, sektor
pertanian masih merupakan sektor utama sumber kehidupan rakyat.
B.Struktur Ekonomi Tinjauan Makro
Sektoral
Ditinjau secara
makro-sektoral struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis. Sumber
mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masih sektor pertanian. Dalam
kaitan ini berarti struktur tersebut masih agraris. Akan tetapi penyumbang
utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan. Dalam kaitan ini
berarti struktur tersebut sudah industrial. Semua itu berarti bahwa secara
makro-sektoral ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur agraris ke
struktur yang industrial.
Tinjauan Makro Sektoral Dilihat dari perekonomian
Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini sudah berstruktur
industrial. Sumbangan sektor pertanian dalam pembentukan PDB yang pada tahun
1969 masih 46,9 % menjadi hanya tinggal 17,6 % pada tahun 1993.
Di lain pihak, sektor industri pengolahan ( manufacturing )
meningkat dari 8,3 % menjadi 21,1 % untuk kurun waktu yang sama. Sampai dengan
tahun 1992, sebagian rakyat Indonesia ( 53,69 % dari penduduk berumur 10 tahun
ke atas yang bekerja ) masih menggantungkan hidup pada sektor pertanian.
Sementara sektor Industri pengolahan hanya menyerap 10,51 % tenaga kerja.
Jadi, ditinjau secara makro – sektoral, struktur ekonomi
Indonesia sesungguhnya masih dualistis (sesuai dengan tesis Boeke, ekonomi
Belanda yang pernah menyatakan bahwa perekonomian Indonesia berstruktur
dualistis).
Dilihat secara makro-sektoral atau
berdasarkan kontribusi sector-sektor produksi dalam membentuk produk domestic
bruto, perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris, kini
berubah berstruktur industrial. Artinya Negara Indonesia sebelum tahun 1990
masih memiliki produksi dari sector pertanian sangat tinggi, atau bisa dibilang
sebagai penyumbang terbesar produksi nasional, namun kini produksi pertanian
kini semakin mengalami penurunan, sedangkan dari sector industry begitu
meningkat produksinya. Sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan
produksi, sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan.
Pergeseran
struktur ekonomi secara makro-sektoral ini senada dengan pergeserannya secara
spasial, perekonomian telah bergeser dari semula berstruktur
kedesaan/tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan/modern. Kemajuan
perekonomian di kota-kota jauh lebih pesat daripada di desa-desa. Porsi
penduduk yang tinggal di kawasan pedesaan menjadi lebih sedikit bukan
semata-mata karena urbanisasi, tetapi juga karena mekar dan berkembangnya
kota-kota. Kehidupan sehari-hari yang semakin modern tercermin tidak saja dari
perilaku
konsumsi
masyarakat, tapi juga dari teknologi produksi yang diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan.
C. Strategi
Industrialisasi
Dengan fondasi dan struktur ekonomi
semacam itu, maka Indonesia
bisa saja terjebak sebagai negara
berpendapatan menengah, alias tidak bisa menjadi negara maju dan makmur. Dan Untuk keluar dari jebakan tersebut, marilah mulai sekarang kita harus membangun
perekonomian negara ini berbasis industri yang inovatif, inklusif, dan ramah
lingkungan. Suatu sistem perkonomian yang mampu menghasilkan barang dan jasa (goods
and services) yang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun
ekspor secara berkelanjutan.
Ciri dari barang dan jasa yang
kompetitif adalah kualitasnya unggul, harganya relatif murah, dan volume
produksinya teratur serta dapat memenuhi kebutuhan konsumen (pasar) domestik
maupun ekspor setiap saat diperlukan. Barang dan jasa dengan tiga ciri
semacam itu hanya dapat diproduksi oleh perusahaan (unit usaha) yang memiliki
produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Yakni perusahaan yang memenuhi skala
ekonomi, menggunakan teknologi mutakhir dalam setiap mata rantai sistem
bisnisnya, menerapkan manajemen sistem rantai suplai (produksi – processing
– pemasaran) secara terpadu, dan mengikuti prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan yang ramah lingkungan.
1. Dalam jangka pendek dan menengah (1
sampai 5 tahun ke depan), kita mesti memperkuat dan mengembangkan perusahaan-perusahaan
nasional berskala besar (korporasi) maupun UMKM yang mampu: menghasilkan barang
dan jasa yang kompetitif.
2. membuahkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi (di atas 8% per tahun).
3. menyerap banyak tenaga kerja dengan pendapatan
rata-rata sedikitnya 7.250 dolar AS (pendapatan minimal untuk negara
berpendapatan menengah atas)
4. tersebar secara proporsional di
seluruh wilayah NKRI.
Ini sangat mungkin kita realisasikan
dengan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan nilai tambah sektor-sektor
ekonomi SDA (pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, ESDM, dan
pariwisata) secara berkeadilan dan ramah lingkungan.Melakukan ekstensifikasi
dan diversifikasi sektor ekonomi SDA berbasis inovasi ramah lingkungan,
terutama di luar Jawa dan Bali.Selain itu, kita harus merevitalisasi
industri-industri yang selama ini menjadi unggulan nasional (seperti tekstil,
elektronik, otomotif, makanan dan minuman, dan industri kreatif) supaya lebih
produktif dan berdaya saing di pasar domestik maupun global.
Mulai sekarang sampai 25 tahun ke
depan (jangka panjang), kita harus secara sistematis dan berkesinambungan
melakukan transformasi struktur ekonomi nasional. Ini meliputi industrialisasi sektor pertanian,
kehutanan dan kelautan-perikanan tradisional dengan menerapkan teknologi
mutakhir, skala ekonomi, manajemen sistem rantai suplai terpadu, dan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ramah lingkungan. Melakukan hilirisasi sektor ESDM dan
pengelolaannya harus sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945.Jangan seperti sekarang,
lebih dari 85 persen pengelolaan migas dan pertambangan umum (mineral dan
batubara) diserahkan kepada korporasi asing.
Industri dasar (logam, permesinan,
kimia, dan biologi) harus diperkuat dan dikembangkan. Dalam hal industrialisasi, kita bisa
belajar dari Korea Selatan. Negara yang di tahun 1960-an,
kemajuan dan kemakmuran nya di bawah Indonesia, sejak 1997 sudah menjadi negara
industri maju yang makmur. Negeri ginseng ini juga yang paling cepat bangkit
dari krisis ekonomi Asia 1998. Sekarang Korsel menjadi salah satu
raksasa ekonomi dunia di bidang teknologi informasi, elektronik, otomotif,
perkapalan, konstruksi, farmasi, kosmetik, dan industri kreatif. Kuncinya satu, Korea memiliki
industri dasar yang kuat dan berdaya saing.
Selain itu, transformasi struktur
ekonomi juga mencakup peningkatan kapasitas bangsa untuk:
1. menverisifikasikan struktur produksi
domestik.
2. mengembangkan sektor-sektor ekonomi
baru (seperti kelautan, teknologi informasi, energi baru dan terbarukan,
bioteknologi, nanoteknologi, dan new materials).
3. memperkokoh keterkaitan ekonomi (economic
linkages) antar sektor pembangunan dan antar wilayah.
4. meningkatkan peran Indonesia dalam
sistem rantai produksi global agar lebih sebagai bangsa produsen, bukan
konsumen seperti yang dalam sepuluh tahun terakhir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
Struktur
ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor
ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan
mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas
dari suatu perekonomian.
Struktur ekonomi yang tengah kita
hadapi saat ini seseungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Kita
sedang beralih struktur yang agraris ke industrial dari struktur yang
etatis ke borjulis, dari sturktur yang kedesaan/tradisional ke kotaan/modern.
Sedangkan ditinjau secara
makro-sektoral, struktur
ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis.
Namun juga dilihat secara
makro-sektoral atau berdasarkan kontribusi sector-sektor produksi dalam
membentuk produk domestic bruto, perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990
masih agraris, kini berubah berstruktur industrial. Artinya Negara Indonesia
sebelum tahun 1990 masih memiliki sector pertanian sangat tinggi sebagai
penyumbang terbesar produksi nasional. Namun produksi pertanian kini semakin
mengalami penurunan, sedangkan dari sector industri begitu meningkat
produksinya. Sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan produksi,
sehingga hanya sektor pertanian saja yang mengalami penurunan.
B. Saran
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada
para pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar